Minggu, 28 Desember 2014

Nasi Goreng dan Manajemen Organisasi Kekinian

Nasi goreng . . .

Dari nama itu, tentu anda yang orang Indonesia sudah sangat familiar. Menu satu ini biasanya akan menjadi santapan pertama anda mengawali aktivitas sehari-hari. Lalu, apa hubungannya dengan manajemen organisasi? Nanti akan saya ceritakan. Sekarang, mari kita bahas "nasi goreng" terlebih dahulu.

Ketika anda mendapat hidangan nasi goreng, yang terlihat pertama kali, tentu adalah bentuknya yang campur aduk di dalam piring makan anda. Namun demikian, aromanya yang khas dan rasanya yang lezat, akan membuat anda mengabaikan tampilannya yang campur aduk. Ya, seperti itu lah Indonesia. Campur-aduk, beraneka ragam, tetapi berpadu serasi seperti nasi goreng.

Untuk membuat nasi goreng yang khas Indonesia, anda harus tahu cara memadupadankan bahan dan bumbu dengan takaran yang pas. Berapa tingkat panas yang dibutuhkan dari kompor di dapur anda, dan berapa lama anda harus mengolahnya. Jika tidak pandai, maka anda tidak akan mendapatkan hasil olahan yang nikmat, campuran bumbu dan bahan yang anda olah, hanya akan menghasilkan nasi goreng yang tidak dapat diterima lidah dan perut orang lain, bahkan jika harus jujur, anda sendiri akan menolak untuk memakannya.

Karenanya, untuk membuat nasi goreng yang nikmat ala Indonesia, anda harus belajar dengan orang yang pandai, banyak-banyak melihat, banyak-banyak mendengar dan belajar mempraktekkannya hingga anda mahir dan mampu mengolah nasi goreng yang dapat dinikmati oleh lidah anda dan orang banyak.

Manajemen organisasi kekinian . . .

Dalam bukunya yang berjudul “The Management Theory Jungle” Harold Koontz, menganggap pengertian manajemen adalah seni menyelesaikan suatu pekerjaan melalui dan dengan beberapa orang yang tergabung dalam suatu kelompok formal yang terorganisir.

Dalam bahasa Yunani, organisasi disebut ὄργανον, organon, yang artinya suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen. Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational studies), perilaku organisasi (organizational behaviour), atau analisis organisasi (organization analysis).

Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi orang-orang untuk berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Namun demikian, sekarang ini teori manajemen organisasi itu, tidak lagi dapat diartikan secara harfiah, gamblang dan kaku. Hari ini, organisasi dan manajemen organisasi digunakan tidak lagi sekedar untuk mencapai tujuan bersama, harus kita akui itu.

Rasulullah S.A.W. bersabda "Bergembiralah dan harapkanlah apa-apa yang menyenangkan kalian. Maka, demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan atas kalian. Akan tetapi, aku khawatir akan dibentangkan dunia atas kalian sebagaimana telah dibentangkan atas orang-orang sebelum kalian. Kemudian kalian berlomba-lomba kepadanya sebagaimana mereka yang berlomba-lomba kepadanya. Lalu, dunia itu akan menghancurkan kalian sebagaimana telah menghancurkan mereka". (HR. Bukhari dan Muslim).

Tidak sedikit orang dengan ambisi dan syahwat kekuasaan berlebih yang menggunakan organisasi sebagai ajang pelampiasan nafsu. Mengejar ketenaran dunia dengan memiliki jabatan tinggi, mengumpul kekayaan, dan mengintai kesempatan-kesempatan strategis untuk berbuat memenuhi syahwat kuasanya yang tinggi.

Demi mendapatkan kuasa jabatan, tidak segan menggunakan cara buruk. Memakai jabatan untuk mengintimidasi, menghalangi orang lain dengan berbagai cara agar tidak maju bersaing dengan dirinya, bahkan ada yang berani membayar untuk mendapatkan jabatan. Padahal tanpa disadari, ia sedang berlari melompat ke dalam jurang batu terjal yang akan membinasakan dirinya sendiri.

Individu dengan syahwat kuasa berlebih seperti itu, biasanya cuma pandai bicara, kering visi kepemimpinan, ia tidak akan mampu menjalankan amanah kuasa. Anggota organisasi akan terabaikan, dan tujuan organisasi tidak tercapai dan cenderung menjadi hilang arah.

Orang yang rakus dengan harta kekayaan, jabatan dan segala fasilitas serta kesempatan-kesempatan yang dapat dilakukan dengan harta dan jabatan yang dimiliki, terkadang menganggap diri sudah memiliki materi harta dan jabatan yang lebih dari pada yang lainnya, lupa aturan, dan bertindak sesuka perutnya saja.

Dengan mudah ia akan menilai orang lain rendah dan tidak bisa berbuat apa-apa, padahal semua orang sudah ada bagiannya masing-masing, kemampuan seseorang mencapai tujuan tidak akan terbatas hanya karena ia lemah dari segi finansial.

Tidak sedikit pula contoh konkret orang gagal dan menjadi nista, karena lalai dan ingkar pada amanah kuasa kecil yang dititipkan orang lain kepadanya. Di Negara kita Indonesia, sudah tercatat dan tergambar jelas dan tegas, petinggi organisasi yang awalnya mulia dengan jabatan dan kata-katanya, menjadi nista karena perbuatannya yang tidak amanah, tidak jujur, dan terlalu mendahulukan syahwat kuasa dari pada berbuat jujur dan megayomi orang yang dipimpinnya.

Kita diminta untuk belajar lebih dari pengalaman terdahulu, baik yang telah terjadi pada diri kita pribadi, di lingkungan kita, atau pada catatan sejarah, kisah yang telah terjadi pada orang-orang sebelum kita ada.

Lalu, apa hubungannya dengan "nasi goreng"?

Seperti nasi goreng, anda tidak boleh mengolahnya secara kurang atau berlebihan, bumbu dan bahan yang anda olah harus sesuai dengan takaran dan ketentuan. Kalaupun anda ingin bereksperimen membuat cita rasa baru, harus anda lakukan di dapur pribadi, tidak untuk dihidangkan di meja tamu. Karena jika tidak, bukan saja nasi goreng yang anda hasilkan tidak bisa dinikmati, bahkan anda sendiri akan menjadi malu, karena menghidangkan menu nasi goreng yang tidak sedap.

Demikian pula halnya dengan organisasi, manajemen organisasi harus berjalan sesuai dengan ketentuan yang sudah ada, organisasi yang kita pimpin tidak bisa dijalankan sesuka perut kita saja, sebab ada kepentingan orang banyak yang beraneka ragam yang ingin dicapai bersama melalui organisasi, ada ketentuan dan aturan yang harus diikuti dengan baik, kalau pun harus berubah, ada tempat dan masanya untuk merubah. Maka dengan demikian, anda akan terhindar dari kesalahan-kesalahan yang akan merusak dan menghancurkan diri anda sendiri.