Kamis, 08 Desember 2011

Membangun Karakter Pemuda Indonesia

Kondisi masa depan bangsa sangat bergantung pada kondisi kaum muda saat ini. Jika saat ini mereka kurang baik, kemungkinan akan tidak baik pula bangsa ini dimasa depan. Jika kualitas sumber daya manusia pemuda Indonesia lemah, maka di masa depan bangsa Indonesia pun harus siap kalah. Tetapi jika mereka (kaum muda) dapat tumbuh dan berkembang sebagai bibit unggul yang memiliki daya saing tinggi, maka bangsa ini mempunyai harapan untuk memiliki masa depan yang gemilang.

Proses tumbuh kembang menuju masa kanak-kanak memang terasa menyenangkan. Ketika bayi kita di timang, disayang dan dimanja. Hal inilah yang melenakan kesadaran yang baru saja hinggap. Sekejap saja, kita menyadari keberadaan diri kita. Perjalanan hidup yang berbunga-bunga tawa, tanpa beban dan tanpa tanggungan. Dunia anak-anak adalah dunia tawa, serta dunia awal yang begitu membius kita dalam kefanaan yang nyata. Hingga akhirnya, lahirlah kita sebagai si pelupa yang begitu senang tersenyum dan tertawa.

Pembentukan dasar di masa kanak-kanak inilah yang paling berkesan. Kelak, hal itulah yang menjadi identitas kita seumur hidup. Namun sayangnya proses awal tumbuh kembang kadang kala ada yang gagal dan prematur. Atau, pembentukan karakter yang belum sempurna dan hanya menyisakan sampah jiwa yang menyesak, dalam proses determinasi biologi dan sosial yang mengekang jiwa seorang anak. Ketidaknyamanan keluarga, keretakan hubungan kasih sayang, hancurnya cinta dan binasanya penerimaan akan menumpuk menjadi hutang yang tak pernah terbayarkan. Akibatnya, lahirlah calon-calon manusia yang gampang minder, berhati kaku, berwajah sendu dan bermata penuh masalah. hal ini diperparah lagi dengan keadaan lingkungan sosial yang dipenuhi oleh individu-individu hedonis. yaitu individu yang cenderung meniru kebudayaan barat yang liberal, berperilaku buruk dan tidak lagi sesuai dengan budaya bangsa yang santun.

Ketidakberdayaan untuk melunasi “hutang” pembangunan karakter tahap awal menancap dalam pikiran bawah sadar, sehingga menjadikan kita begitu rapuh dalam memilah dan memilih yang baik atau buruk dalam kehidupan pribadi. Kebekuan ini menjelma sebagai tembok besar penghalang bagi pencapaian misi hidup kita. Sungguh, tak ada yang mengesankan. Sehingga kita hanya bertindak sebagai penonton dalam kehidupan.

Begitulah adanya, karena tahap awal dari fase pembentukan karakter sengat menentukan jati diri kita pada tahap berikutnya. Apabila lingkungan keluarga, tetangga sekitar rumah, sekolah dan masyarakat mengajarkan nilai-nilai dan norma-norma yang baik maka semuanya itu akan membaur dengan kepribadian kita yang utuh. Sebaliknya, keretakan dalam rumah tangga, tekanan lingkungan sekitar rumah, buruknya kenyamanan lingkungan sekolah dan rusaknya masyarakat sosial. Tentu akan merenggut suatu yang paling berharga dalam diri kita. Bahkan, hal itu akan menimbulkan penodaan terhadap citra diri. Akhirnya jadilah kita sebagai orang yang begitu labil, temperamental, tak berpendirian, rendah diri dan apatis.

Kota Batam, beberapa hari belakangan ini kembali digemparkan oleh berita yang luar biasa dahsyatnya. Bukan lagi mengenai aksi demonstrasi buruh yang menuntut upah kerja, tetapi karena pada hari sabtu (03/12) publik Kota Batam digoncang oleh berita pelajar yang menjadi germo. Kemudian berselang hari, bahkan hanya dalam hitungan jam saja. Minggu (04/12) Publik Kota Batam kembali di hebohkan oleh peristiwa diamankannya enam remaja korban trafficking di penginapan yang terletak dikawasan pelita - Batam, Oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kepulauan Riau. Kasus tersebut tentunya bukan yang pertama, kemungkinan masih banyak kasus serupa yang belum terungkap dan kemungkinan untuk kembali terjadi kasus serupa masih sangat besar jika pola hidup dan keadaan lingkungan di Kota Batam tidak segera di-benahi dengan baik.

Sungguh semua itu terasa sangat menyesakkan, lantas apa yang harus kita lakukan saat ini setelah semuanya terjadi? Tentunya waktu takbisa diputar ulang. Kita hanya bisa mendulang emas di antara kerikil dan pasir kehidupan masa lalu. Yakinlah bahwa proses yang penuh kesulitan hanya membutuhkan penataan yang apik. Bersikaplah wajar selayaknya orang dewasa yang beradab. Percayalah, masih ada waktu untuk memperbaiki diri.

Justru karena itu, pemuda perlu mendapatkan perhatian khusus dalam pembangunan bangsa. Pernyataan bahwa pemuda adalah pemimpin dan harapan masa depan bangsa tidak dapat di biarkan berhenti sebatas retorika saja. Mereka harus digarap dan dipersiapkan sejak saat ini, agar kelak benar-benar mampu tampil sebagai putra-putri pemimin bangsa yang handal dan mampu memenuhi harapan masa depan masyarakat.

Pemberdayaan pemuda perlu dilakukan dengan berbagai cara dan diberbagai sektor pembangunan, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat dan cerdas. Sehingga kelak dapat menjadi tokoh-tokoh masyarakat, pelaku bisnis dan dunia kerja yang berdaya saing tinggi, serta jujur dan mandiri untuk dapat membawa bangsa ke arah kejayaan, bukan ke arah keterpurukan.

Adalah tugas bersama pemerintah dan masyarakat untuk membina dan memberdayakan pemuda sejak saat ini, tidak hanya melalui lembaga pendidikan formal, tetapi juga lembaga pendidikan non formal. Tidak hanya melalui keluarga, tetapi juga melalui lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dan kepemudaan yang ada. Jangan salahkan pemuda yang tidak siap menghadapi masa depan, jika kita tidak pernah membina dan memberdayakan mereka secara maksimal. Jangan salahkan pemuda jika kelak mereka tidak siap memimpin bangsa, karena kita tidak mempersiapkan dan memberi kesempatan pada mereka untuk belajar memimpin sejak sekarang.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2009 tentang kepemudaan, dengan sangat jelas telah mengamanahkan kepada kita semua. Agar dengan segera melakukan perubahan di ranah kehidupan pemuda. Semua pihak harus mengambil peran dengan maksimal, agar tujuan mulia yang tertuang didalam Undang-Undang tersebut dapat tercapai dengan optimal. Akan halnya pemerintah, yang didalam hal ini adalah Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (ditingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota) harus melaksanakan perannya dalam melaksanakan pembangunan kepemudaan. Melaksanakan penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan potensi kepemimpinan, kewirausahaan, serta kepeloporan pemuda dalam segala aspek kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Semoga Pemerintah Daerah, khususnya Pemerintah Kabupaten/Kota yang selama ini tampak kurang memberikan perhatian terhadap pembinaan dan pembangunan kepemudaan. Akan semakin terbuka mata dan hati para pejabatnya agar dengan segera melakukan perubahan. Karena pembangunan kepemudaan harus dilakukan dengan apik, haruslah dirancang dengan seksama. Bukan berdasarkan program pragmatis yang lahir dari sifat dan perilaku hedonis yang lebih mengedepankan nilai hiburan dari pada bentuk edukasinya.

Semoga di tahun-tahun berikutnya, pejabat pemerintahan di negeri ini lebih senang menghadiri acara dan kegiatan yang bersifat edukasi yang diselenggarakan oleh pemuda. Dari pada menghadiri kegiatan-kegiatan hedonis yang bersifat hura-hura dan bertentangan dengan budaya bangsa melayu yang senantiasa menjaga sopan santun dalam bertutur kata, sopan santun dalam berpakaian, dan sopan santun dalam berperilaku. Karena dengan demikian, pemuda-pemuda yang hadir di acara tersebut akan merasakan kasih sayang yang diberikan oleh pemimpin mereka. Kemudian mereka (baca : pemuda) akan termotifasi untuk hidup seperti pemimpin mereka yang penuh dengan perhatian, mereka lebih bersemangat untuk menuntut ilmu pengetahuan, agar suatu ketika nanti dapat hidup seperti pemimpin mereka.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa lewat jasa pemudalah roda sejarah bangsa ini berputar, di tangan merekalah visi kebangsaan ini terbentuk dan di pundak mereka juga diletakkan tanggung jawab berat memikul persoalan-persoalan kebangsaan. Dalam perspektif demokrasi, gerakan pemuda, terutama yang terhimpun dalam organisasi sosial-kemasyarakatan merupakan pilar dari civil society. Sebagai pilar civil society, kaum muda menjalankan peran-peran positif, terutama dalam konteks perubahan yang tengah berlangsung dalam masyarakat.

Peran pemuda dalam konteks perubahan sosial-politik menjadi semakin penting karena ia mampu memainkan peran-peran positif sesuai dengan kemampuan dan profesionalismenya. Dalam konteks ini, gerakan pemuda yang termanifestasikan dalam gerakan pemuda terpelajar di Indonesia memiliki andil yang cukup besar sebagai aktor perubahan. Di dalam struktur sosial-politik yang tengah berubah, peran pergerakan sangat strategis sebagai aktor penggerak perubahan tersebut.

Sejarah nasional telah membuktikan bahwa pemuda merupakan penggerak roda sejarah yang mampu membawa masyarakat pribumi yang tertindas menuju cita-cita kemerdekaan yang sesungguhnya. Bangsa ini lepas dari cengkeraman kolonial karena jasa kaum muda. Secara signifikan, pemuda akan terus melakukan transformasi konstruktif atas pranata sosial-kemasyarakatan secara luas dalam rangka memajukan kehidupan demokrasi. Catatan sejarah gerakan kepemudaan di Indonesia sudah membuktikannya. Bahkan, para pemuda (gerakan mahasiswa) sangat signifikan dalam mendorong proses perpolitikan di tanah air, penegakan hukum, transparansi dan pertanggungjawaban di semua lini kehidupan. Tugas pemuda adalah memikirkan kepentingan umum demi menjaga agar pranata-pranata yang telah terbentuk tidak menyimpang dari tujuannya. Disitulah arti peran pemuda yang dapat menciptakan mekanisme check and balance.


Oleh : Cris Topan, AMK

Presidium Garuda Muda Indonesia Kepulauan Riau (Alumni Training Of Trainer Pelatihan Pengembangan Karakter Pemuda Indonesia Tingkat Nasional, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Tahun - 2010).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar