Selasa, 20 November 2012

Pahlawan-Pahlawan Siang

Aku diterpa badai yang menggila
Gelombang besar setinggi gunung meluluh-lantakkan biduk kertasku
Tiada tempat berlindung, tak kutahu tempat mengadu
Hanya keyakinan yang masih tersisa
sebab, perbekalanku pun telah tiada
Hanyut, tercampakkan . . .

Kabar burung yang kudengar
Katanya, didaratan sana, banyak yang berteriak, bersuara!
Jangan apatis, jangan jadi pengecut!
Jangan abaikan saudara kita yang dilanda bencana!
Mari kita bantu dia yang dilanda badai
Mari kita tolong bersama-sama

Benarkah? Benarkah itu, kawan?
Tapi mana?! Kenapa mereka tak kunjung tiba?

Sabtu, 11 Agustus 2012

Tunggu nanti, lihat saja!!

Kemarin, suatu sore pada Ramadhan minggu ke tiga 1433 H. Saat aku duduk termenung di depan rumah kost tempat tinggalku, di Kampung Seraya-Batam. Tiba-tiba saja aku mendengar suara tangis seorang anak lelaki kecil yang terjatuh dari sepedanya, karena tanpa sengaja roda sepedanya terperosok ke dalam lubang besar berbatu di seberang jalan sana. Hal itu tentu saja membuat aku tersentak dan tersadar dari lamunan singkatku, suara tangisnya yang merintih pilu berhasil membuat beberapa pasang mata menatap iba padanya.

Tetapi hal itu tidak berlangsung lama, cuma butuh waktu sebentar saja bagi si anak untuk kembali bangkit dan berhenti menangis. Beruntung baginya, karena ada sang kakak yang segera turun dari sepedanya untuk membujuk dan menenangkannya. Sehingga si kecil itu dapat kembali berdiri dan tetap tegar. Kemudian mereka pergi berlalu dengan sepedanya dan meninggalkan tatapan heran dari orang yang sebelumnya menaruh rasa iba terhadap keadaan anak kecil tadi. Termasuk aku.

Berkah Ramadhan, mungkin ini yang kata orang "Tidurnya orang puasa pun akan dicatat sebagai amal ibadah baik". Hahhaha! Entah apa pun lah itu, yang ku tahu ada hikmah dan pelajaran yang dapat ku ambil dari kejadian singkat tadi. Lalu apa itu? Mau aku ceritakan, kawan?! Sedikit berbagi, tidak mengapalah. Semoga saja dapat dijadikan sebagai pelajaran berharga dan amal baik untuk sesama, aamiin.

Jadi begini, dulu waktu aku masih kanak-kanak. Saat aku baru mulai belajar mengendarai sepeda, aku juga pernah jatuh seperti anak itu tadi. Parahnya lagi, aku tidak hanya jatuh sekali di kerasnya kerikil aspal, bahkan aku pernah merasakan dinginnya air parit (comberan) karena kecerobohanku yang terlalu kencang mengayuh sedel sepeda dan tidak ingat untuk menggenggam rem tangan tepat pada waktunya. Begitulah, tentunya dapat di bayangkan tampangku saat keluar dari parit itu. Yah, beda-beda tipis lah dari tampang "om arnold" di filem predator, yang tubuhnya berlumuran lumpur. Hehhe!

Tidak tertanggungkan rasanya malu dan kesal yang harus kuterima ketika kawan-kawan sepermainan menertawaiku dengan hebohnya, setelah membantu aku naik dari kubangan lumpur parit yang bau itu tentunya. "ape pasal engkau macam orang sawan gitu way? mentang-mentang hari panas, nak berendam di lumpur pulak ye? Macam kerbau, Wwwaaahhahaahahaaha!". Begitulah sebagian ungkapan teman-temanku, yang sampai sekarang tidak pernah bisa aku lupakan.

Waktu itu, dengan kesalnya aku bilang "Tunggu nanti, lihat saja..." Hehhehehe! Bahkan aku tidak paham dengan apa yang aku ucapkan ketika itu. Cuma kalimat itu yang terpikirkan olehku, yang aku anggap dapat menyelamatkanku dari rasa malu yang menghantam dengan kerasnya. Bukan mendendam, tetapi sekarang hal itu aku jadikan sebagai motivasi dan pengingat, agar tidak lagi berlaku ceroboh dan segera bangkit untuk melakukan hal yang lebih baik dari sebelumnya.

Bukankah orang-orang hebat juga pernah jatuh dan bahkan terpuruk dalam kegagalan!? Hohhhoho! Yang penting adalah proses pemahaman tentang arti jatuh dan semangat untuk bangkit kembali dari keterpurukan itu, disitulah pelajaran baiknya di selipkan oleh Zat Pemilik Ilmu Pengetahuan, Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang akan senantiasa membimbing kita ke jalan yang benar. Insyaallah, Aamiin Ya Rabbal'alamiin.

Toh sekarang aku dapat mengendarai sepeda dengan baik, bahkan tanpa memegang stang sepeda pun aku dapat melaju tanpa gangguan. Benar kiranya kata orang bijak, "Bahwa di saat kita terjatuh, berarti saat itu kita sudah melampaui batas kemampuan yang kita miliki. Maka segera bangkitlah untuk kembali berlatih dan berdo'a kepada sang pemilik ilmu pengetahuan, yang telah mengamanahkan kemampuan itu kepada kita, untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Semoga kemampuan kita bertambah dan menjadi lebih baik dari sebelumnya, aamiin".

Itu ceritaku di Ramadhan ini, bagai mana dengan kamu, kawan? Yuk, mari berbagi kebaikan di bulan yang suci ini. Semoga menjadi Ramadhan yang semakin berkah . . .

Minggu, 17 Juni 2012

All About I Dont Know

Ini cerita iseng tentang kawan saya yang dikasi kesempatan jalan-jalan ke paris, kawan saya ini memang beruntung, menang undian voucher jalan-jalan ke paris, hasil lomba panjat pinang di acara tujuh belasan, tahun lalu. HeheHeheee :D

Sebagai seorang pemuda kampung yang biasa-biasa saja, bambang (nama kawan saya ini), cuma mengerti bahasa Indonesia dan bahasa kampungnya saja. Sialnya lagi, travel guide yang mendampinginya bisa dikatakan kurang lebih juga dengan si bambang ini. Sehingga komunikasi diantara mereka tidak terlalu bagus.


Paris, hari pertama . . .

Sesampainya di paris, bambang langsung dibawa ke menara eiffel. Sungguh sangat indah disana, menara bersejarah yang menjulang tinggi, membuat bambang penasaran ingin tahu sejarahnya. Bertanya bambang kepada guide-nya itu "siapa yang merancang menara sekokoh ini" (dengan bahasa Indonesia), si guide itu pun menjawab "I Dont Know Sir" (karena dia belum sempat membaca dan mempelajari sejarah menara tersebut). Celakanya, si bambang salah tanggap, dikiranya si guide memberitahunya bahwa yang merancang menara itu adalah si "I Dont Know Sir" itu. Dengan senyum bangga, bambang pun berkata "Oooooh, hebat betul si I Dont Know Sir itu ya!". Si guide yang tidak begitu mengerti dengan bahasa Indonesia, hanya mengangguk saja. Setelah puas melihat-lihat dan foto-foto disana, mereka pun pergi ke hotel tempat bambang akan tinggal selama disana.

Di depan sebuah hotel mewah (hotel bintang lima) tempat bambang menginap, ia pun bertanya kepada travel guidenya "Siapa yang punya hotel mewah ini?", si guide yang juga tidak tahu siapa yang punya hotel, kembali menjawab "I Dont Know Sir". Bambang pun terkejut mengetahui hal tersebut, dalam hatinya ia berkata, "Sungguh luar biasa mister I Dont Know Sir itu, sudah merancang menara eiffel, dia juga punya hotel semewah ini". Tanpa banyak tanya lagi, bambang pun mengikuti si guide yang mengantarkannya menuju kamar tempatnya menginap.


Paris, hari kedua . . .

Setelah mengikuti program jalan-jalan yang dijadwalkan oleh travel guide-nya, dari pagi tadi, bambang pun minta diantar ke mesjid terdekat untuk menunaikan sholat zuhur. Tetapi yang sangat disayangkan, begitu keluar dari mesjid, usai sholat, sepatunya hilang, dicuri. Dengan bingung, bambang bertanya kepada guide-nya "Siapa yang mencuri sepatu saya?". Si guide yang tidak mengetahui siapa yang mencuri, hanya menjawab "I Dont Know Sir". Marahlah si bambang mendengar jawaban si guide "Kurang ajar si mister I Dont Know Sir itu, sudah kaya, masih saja suka mencuri". Kemudian bambang mencak-mencak gak jelas dengan bahasa kampungnya, yang membuat si guide semakin bingung.

Tidak lama kemudian, lewat lah ambulan dengan sirinenya yang nyaring menjemput pasien yang kebetulan baru mengalami kecelakaan di jalan sekitar tempat mereka berada. Karena bingung dan penasarannya yang begitu besar, si bambang pun bertanya kepada si guide "Siapa itu yang mengalami kecelakaan?". Si guide yang juga tidak tahu siapa orangnya yang mengalami kecelakaan, hanya menjawab "I Dont Know Sir". Mendengar itu, dengan riangnya si bambang tertawa dan berkata kepada si guide "Tuh, lihat, itu contoh orang serakah, kamu jangan seperti itu ya!? sudah kaya, tapi masih saja suka mencuri, kualat dia sekarang..wahhhaahaahhaahahaaha". Si guide yang bingung, cuma cengar-cengir sambil ikutan ketawa...............



Upppssssssssssss, ini cuma cerita candaan aja, jangan terlalu dimasukin ke hati, ya?! Tidak ada maksud menyinggung orang lain yang memiliki nama yang sama..hehe ;D

Minggu, 20 Mei 2012

Semangat Kebangkitan Pemuda Melayu

Apalah tanda batang putat
Batang putat bersegi buahnya
Apalah tanda orang beradat
Orang beradat tinggi marwahnya

 
Bahagianya hati ini, kami yang terlahir dan besar di tanah melayu. Membuat proses tumbuh-kembang pribadi kami menjadi kuat, menjadi pribadi pemuda yang kokoh dan senantiasa ingin belajar dan memperbaiki diri untuk menjadi generasi baru, yang nantinya akan meneruskan tampuk kepemimpinan Bangsa Melayu di Negeri kita yang besar ini. Tidak sedang menyombongkan diri, atau melebihkan eksistensi anak-anak Bangsa Melayu. Tetapi memang demikianlah adanya, kami tumbuh dan berkembang bersama di kehidupan Islami yang telah ter-metamorfosa di dalam adat yang menjadi warna indah dalam keseharian kami. Sampai kapan-pun, selama masih ada bujang-dara melayu yang mencintai budayanya dan menjalani hidup berdasarkan Adat Melayu yang bersandikan Syara' dan Syara' yang bersandikan Kitabullah. Maka selama itu pula Negeri Melayu ini akan terjaga ketentramannya. Kenapa demikian? tentunya kami tidak asal bicara. Masih ingatkah kawan dengan "Gurindam Dua Belas, Gubahan Raja Ali Haji" yang merupakan karya sastra tinggi itu? Disana dimuat nasihat-nasihat tentang kehidupan yang sangat dalam maknanya. Demikianlah gambaran adat Bangsa Melayu yang senantiasa berpedoman pada Kitabullah.

Berkaca dari pencapaian generasi pendahulu yang telah mengukir sejarah dalam mempersatukan Negara Indonesia. yang dimulai dari sebelum kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bangsa Melayu telah pun memberi kontribusi besar dalam usaha mempersatukan kita. Saat Bahasa Melayu kemudian menjadi benih dari lahirnya Bahasa Indonesia. Yang mempersatukan banyak suku dan keanekaragaman budaya dan bahasanya di Negara kita yang besar ini. Bahkan sampai dengan sekarang, saat Negara kita telah merdeka. Bangsa Melayu masih saja memberi kontribusi yang tidak sedikit bagi pembangunan Bangsa Indonesia. Betapa tidak!? Kekayaan alam berupa hasil laut, pertanian dan hutan lindung yang dirambah sedemikian rupa, kemudian sumber daya mineral yang disedot dari bumi Negeri Melayu ini, untuk dijadikan pendapatan Negara, tentunya tidak dapat dipandang sebelah mata oleh siapapun yang menghirup udara kebebasan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tetapi, meski pun demikian, ternyata masih banyak ketimpangan dan kezaliman yang diterima oleh anak keturunan Bangsa Melayu dari pemerintah yang seharusnya mengayomi kami sebagai Anak Bangsa, dengan cara yang terhormat pula. Bukannya menampikkan keberadaan kami, dengan menetapkan aturan-aturan yang malah membuat kami sengsara dalam menjalankan hidup di Negara ini.


Jika kita tidak bergalah
Jangan takut membentang kajang
Jika kita tidak bersalah
Jangan takut ditentang orang


Memang, kami senantiasa dinasihati oleh orangtua kami untuk senantiasa berbuat baik tanpa mengharap imbal jasa. Itu pun telah kami lakukan sedemikian rupa dalam kehidupan kami sehari-hari. Tetapi hal itu tentunya tidak dapat dijadikan alasan agar kami hanya berdiam diri, tanpa berikhtiar dalam menuntut keadilan dari kebijakan pemerintah yang menjalankan amanah yang telah kami percayakan selama ini.

Sungguh sangat besar harap dan asa yang kami impikan, sebagai anak Bangsa Melayu yang berada di perantauan dan menjalankan sunnah peradaban dengan menuntut ilmu pengetahuan. Apalagi jika mengingat marwah Bangsa Melayu yang akhir-akhir ini sudah semakin tercoreng oleh perbuatan oknum beberapa Pemimpin Negeri, harap dan asa itu seakan menggelegak, memanas. Karena ke-tidak-ikhlas-an kami terhadap perilaku destruktif yang dipertontonkan oleh orang-orang yang semestinya mengajarkan hal baik kepada generasi muda, orang-orang yang seharusnya menjadi figur yang dapat di tiru perilakunya sebagai Wakil Rakyat.

Begitulah kiranya, Forum Komunikasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Riau (FORKOM IPEMARI) se Indonesia. Yang merupakan organisasi pengampu amanah kaum terpelajar (mahasiswa) asal Riau yang menuntut ilmu pengetahuan diluar Provinsi Riau. Sebagai wadah silaturrahmi dari seluruh Organisasi Pelajar Mahasiswa Riau di seluruh Indonesia, FORKOM IPEMARI senantiasa mencoba memberi andil dalam dinamika sosial yang berlangsung di Provinsi Riau, maupun di tingkat Nasional.

Banyak agenda besar Riau yang selayaknya kita perhatikan bersama, penyelenggaraan PON XVIII tahun 2012 ini, misalnya. Selain sebagai hajatan Nasional para olahragawan se Indonesia, kegiatan ini juga dapat mengangkat Marwah Bangsa Melayu di mata masyarakat awam lainnya. Namun sayang, belum lagi hajatan besar ini terselenggara, namun cobaan dan rintangan sudah lebih dahulu menghampiri dan coba menggoda ketabahan panitia penyelenggara kegiatan. Misalnya, kasus suap penetapan anggaran PON XVIII tahun 2012 di Riau, yang sekarang sedang dalam proses penyidikan. Sungguh, semua itu terasa sangat menyesakkan. Lantas apa yang harus kita lakukan saat ini, setelah semuanya berlalu? Tentunya waktu takbisa diputar ulang. Kita hanya bisa mendulang emas di antara kerikil dan pasir kehidupan masa lalu. Yakinlah bahwa proses yang penuh kesulitan hanya membutuhkan penataan yang apik. Bersikaplah wajar selayaknya orang dewasa yang beradab. untuk mengubah semuanya, tentu bukan hal yang mustahil. Percayalah, masih ada waktu untuk berbenah dan memperbaiki.


Apalah tanda padi berbuah
Lebatlah tangkai daunnya subur
Apalah tanda negeri bertuah
Rakyatnya damai hidupnya makmur


Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang direbut dengan darah pejuang, tentu harus di isi dengan pembangunan segenap lapisan masyarakat, termasuk pemuda. Agar Bangsa Indonesia dapat tumbuh sebagai Bangsa yang kuat serta mampu bersaing dengan Bangsa-bangsa lain di kancah pergaulan internasional, sehingga Bangsa ini tidak kembali terjajah. Mendiang mantan Presiden pertama Indonesia (Bung Karno), pernah berpesan, bahwa penjajahan akan terus ada di muka bumi dalam berbagai bentuk imperialisme baru. Mulai dari imperialisme ekonomi hingga imperialisme politik dan budaya. Bangsa yang kuat akan cenderung menjajah yang lemah dan Negara yang lemah akan cenderung takluk dalam genggaman Negara adikuasa. Karenanya, dalam menghadapi berbagai bentuk imperialisme baru. Maka, memandirikan Bangsa agar tetap dapat terus berdiri sama tegak dan duduk sama datar (sederajat) dengan Bangsa-bangsa lain di dunia. Adalah bentuk perjuangan nyata di era kemerdekaan. Bukan dengan senjata, tetapi dengan keunggulan dan kemampuan bersaing dengan Bangsa-bangsa lain di dunia.

Karena kehidupan dan kematian terus berlalu, yang kini hidup kelak akan mati dan di gantikan oleh yang kini masih muda. Maka perjuangan itu mesti diteruskan dalam estafet yang tiada henti. Jelas, bahwa bakal penerus estafet perjuangan Bangsa itu adalah generasi muda. Pemuda adalah harapan masa depan Bangsa, kata-kata tersebut tentunya bukan sekedar retorika untuk melebih-lebihkan peran pemuda. Sebab di tangan pemudalah masa depan Bangsa berada. Ketika para pemegang tampuk pemerintahan kelak pensiun, ketika para eksekutif dan professional kelak uzur, ketika para entrepreneur kelak menjadi tua, ketika para pemuka adat sudah tidak lagi sanggup mengingat perjalanan sejarah dan ketika guru sudah tidak sanggup lagi melihat huruf-huruf yang terangkai di dalam sebuah buku. Maka para pemudalah yang nantinya akan menggantikan mereka. “kami tidak lagi bisa berkata kaulah sekarang yang berkata. Teruskan, teruskan jiwa kami” kata Chairil Anwar.

Kondisi masa depan Bangsa sangat bergantung pada kondisi kaum muda saat ini. Jika saat ini mereka kurang baik, kemungkinan akan tidak baik pula Bangsa ini dimasa depan. Jika kualitas Sumber Daya Manusia Pemuda Indonesia lemah, maka di masa depan, Bangsa Indonesia pun harus siap kalah. Tetapi jika mereka (kaum muda) dapat tumbuh dan berkembang sebagai bibit unggul yang memiliki daya saing tinggi, maka Bangsa ini mempunyai harapan untuk memiliki masa depan yang gemilang.

Justru karena itu, pemuda perlu mendapatkan perhatian khusus dalam pembangunan Bangsa. Pernyataan bahwa pemuda adalah pemimpin dan harapan masa depan Bangsa tidak dapat di biarkan berhenti sebatas retorika saja. Mereka harus digarap dan dipersiapkan sejak saat ini, agar kelak benar-benar mampu tampil sebagai putra-putri pemimin Bangsa yang handal dan mampu memenuhi harapan masa depan masyarakat. Pemberdayaan pemuda perlu dilakukan dengan berbagai cara dan di berbagai sektor pembangunan, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat dan cerdas. Sehingga kelak dapat menjadi tokoh-tokoh masyarakat, pelaku bisnis dan dunia kerja yang berdaya saing tinggi, serta jujur dan mandiri, untuk dapat membawa Bangsa ke arah kejayaan. Bukan ke arah keterpurukan.

Adalah tugas bersama pemerintah dan masyarakat untuk membina dan memberdayakan pemuda sejak saat ini. Tidak hanya melalui lembaga pendidikan formal, tetapi juga lembaga pendidikan non formal. Tidak hanya melalui keluarga, tetapi juga melalui lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dan kepemudaan yang ada. Jangan salahkan pemuda yang tidak siap menghadapi masa depan, jika kita tidak pernah membina dan memberdayakan mereka secara maksimal. Jangan salahkan pemuda jika kelak mereka tidak siap memimpin Bangsa dengan cara yang benar, jika kita tidak memberi contoh yang baik dan mempersiapkan serta memberi kesempatan pada mereka untuk belajar memimpin sejak sekarang. Semoga melalui peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini, semangat kebangkitan Bangsa Melayu akan senantiasa terjaga, yaitu semangat membangun negeri dengan cara yang baik dan benar, cara yang santun dan beradab.

_________________
Terima Kasih . . .

Minggu, 08 April 2012

Celoteh untuk "abang" berbaju coklat

Jangan suka mencabut padi
Kalau dicabut hilang buahnya
Jangan suka menyebut budi
Kalau disebut hilang tuahnya . . .


Begitulah nenek moyang bangsa melayu mengajarkan kepada generasi penerus yang sampai dengan sekarang masih bertahta di Bumi Tuhan ini. Budaya, kawan . . budaya! Orang bilang, budaya itu adalah kebiasaan hidup yang mengakar dan dilakukan terus-menerus. Lalu, masihkah kita berbudaya? Tentu saja dengan bangga kita dapat menjawab dengan kata "iya" haHha !! Tetapi apakah budaya yang kita jalani sekarang masih dapat dikatakan sehat? Nah . . itu dia kawan, aku mulai khawatir dengan itu.

Banyak kawan muda di beberapa organisasi kepemudaan yang senang jika mengadakan demonstrasi, ada masalah sikit . . langsung angkat bendera dan turun ke jalan, teriak-teriak tidak karuan. Macam orang yang tak pernah diajar sopan santun saja dimasa kecilnya. hmHmmmm, begitulah Bangsa kita sekarang kawan, entah siapa yang memulai, entah siapa yang mengajarkan. Mana aku tahu !!

Oleh karena itu, tulisan ini coba kurangkai. Semoga dengan petuah nenek moyang bangsa melayu ini, aku dapat memberi warna dalam jejak langkah insan pembaca dalam menjalankan tugas kalifah fill 'ardh yang senantiasa akan kita pertanggungjawabkan bersama suatu ketika nanti.


Tak ada gading yang tak retak...
Laut mana yang tak berombak dan bumi mana yang tak kena hujan ?!?!

Sejarah nasional Indonesia, baik di masa pergerakan perjuangan kemerdekaan, sampai kepada masa reformasi pemerintahan. Menunjukkan bahwa setiap perubahan pasti selalu melibatkan peran pemuda dengan kekuatan moral dan kepribadiannya yang mantap. Kepribadian generasi muda yang mantap dan berbudi pekerti luhur adalah harapan kita semua sebagai anak bangsa. Proses menuju pemantapan kepribadian merupakan upaya bersama semua komponen bangsa, khususnya proses pengembangan karakter dan daya saing pemuda adalah menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah dan masyarakat umumnya.

Sangat disayangkan bahwa akhir-akhir ini sangat banyak Pemuda Indonesia yang telah dibodohi oleh pemerintah. Hal ini dibuktikan dengan fenomena organisasi kepemudaan yang semakin merosot kualitasnya. Sudah sangat jarang terdengar kawan-kawan muda yang berasal dari kalangan elite intelektual yang mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang terkesan tidak memihak pada kebutuhan rakyat kecil. Sangat sulit mencari forum-forum diskusi ilmiah dikalangan pemuda yang benar-benar muda, yang membahas permasalahan dan dinamika sosial dilingkungannya. Ironisnya lagi, banyak organisasi kepemudaan yang pengurusnya sudah tidak lagi muda (baca : tua) dan sangat tidak layak mengurusi organisasi kepemudaan.

Entah sengaja ataupun tidak, pemerintah (lembaga eksekutif) selaku pelaksana jalannya pemerintahan di Negara ini seolah tutup mata dan tidak mau ambil tahu tentang permasalahan yang sudah semakin kronis ini. Mestinya pemerintah dapat dengan segera melakukan kontrol yang ketat terhadap segala aktivitas yang mengatas-namakan pemuda atau kegiatan kepemudaan. Alangkah sangat disayangkan jika anggaran belanja untuk Pembinaan Kepemudaan cenderung diselewengkan untuk hal-hal yang tidak penting melalui kegiatan “organisasi kepemudaan abal-abal” yaitu organisasi yang menggunakan kata pemuda sebagai identitas organisasinya, akan tetapi isinya ataupun pengurusnya adalah orang-orang tua yang merasa muda dan tidak sadar diri bahwa ia sudah tidak lagi muda.

Fenomena tersebut semakin parah dan terus bertambah parah, karena ternyata banyak yang mengambil kesempatan dari amanah Undang-Undang Kepemudaan yang telah di syahkan beberapa tahun yang lalu. Banyak kegiatan kepemudaan di programkan oleh pemerintah, tetapi pelaksanaannya malah di monopoli oleh "oknum birokrat kanibal" yang dengan muka tebalnya menyelenggarakan pelatihan atas nama kepemudaan dan hanya menjadikan pemuda sebagai objek bisnis kegiatan meraka. Seharusnya kegiatan kepemudaan yang telah di anggarkan oleh pemerintah tersebut, diamanahkan kepada organisasi kepemudaan sebagai pelaksana kegiatan. Dengan demikian, pemuda yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dapat belajar dan memahami bagaimana cara seharusnya menjalankan mekanisme penyelenggaraan kegiatan.

Bagaimana mungkin pemuda di Negara ini bisa menjadi lebih maju dan memiliki kualitas handal, jika hal-hal kecil saja tidak pernah di-amanah-kan kepada mereka. Bagaimana mungkin pemuda kita bisa terbiasa berpikir maju, jika langkah meraka selalu di hambat, gerak mereka selalu di kekang oleh orang-orang tua tidak tahu diri yang selalu menganggap dirinya masih muda . . !!?!?

Generasi penerus dalam sebuah Negara harus di perhatikan, perkaderan merupakan salah satu jawaban konkrit dalam memberikan solusi bagi konsistensi masyarakat maju di sebuah Negara. Untuk itu, dibutuhkan individu-individu yang memiliki komitmen kuat dan rumusan pola perkaderan serta dukungan seluruh masyarakat dalam menjalankan serta mewariskan tujuan mulia Negara yang menjadi wadah bernaungnya selama ini. Sehingga kaum muda yang nantinya akan meneruskan estafet kepemimpinan memiliki pemahaman yang sama dalam menyikapi dan memandang tujuan Negara.

Anak yang sedang dalam proses tumbuh kembang tidak bisa di biarkan menjalaninya seorang diri. Ia butuh figur yang bisa menjadi panutan, agar perkembangan dan proses pembentukan jati dirinya tidak melenceng. Namun demikian, bukanlah suatu alasan agar kita tidak memberikan amanah dan tanggungjawab kepada anak (baca : generasi muda) untuk melanjutkan estafet kepemimpinan. Baik itu tanggungjawab dalam ruang lingkup besar maupun kecil.

Ada pepatah lama yang mengatakan "buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya" memang pembenaran akan hal itu sudah berlangsung lama di tengah kehidupan masyarakat kita selama ini. Tetapi kita juga telah lama melupakan hal yang jauh lebih penting dari itu semua. "buah yang tumbuh harus di jaga dan di rawat sejak ia berbentuk putik, diberi pupuk, diberi obat-obatan anti serangga dan di bungkus ketika buah mulai berbentuk. Kemudian ketika buah siap untuk di panen, haruslah di petik dengan cara yang benar. Agar tidak terjadi kerusakan pada buah tersebut dan kemudian buah yang akan tumbuh berikutnya memiliki tempat yang masih cukup baik untuk tumbuh dan berkembang".

Demikian pula halnya dengan pemuda kita sekarang, jika intelektualitas mereka senantiasa dijajah dengan pembodohan, tidak pernah diberi kesempatan berkreativitas, hanya diberi ceramah melalui seminar atau pelatihan di ruang sempit hotel-hotel mewah. Datang, duduk, pura-pura mendengar materi yang diberikan narasumber, sekedar bertanya untuk meningkatkan eksistensi diri yang malah mengarah kepada gangguan jiwa (narsisme), menenggak coffee break dan makan dengan lahap, tidur di kamar sejuk dan mandi dengan air hangat. Ditambah lagi setelah acara berakhir mereka disuguhi uang saku yang banyak.

Pernah suatu ketika, beberapa minggu yang lalu. Saya mengikuti pelatihan kepemudaan yang diselenggarakan oleh "birokrat". Pesertanya saya anggap "super muda" hahHaaaha!! Kenapa demikian? sebab yang hadir bersama saya di ruang pelatihan itu sudah layak saya panggil "om/tante". Karena ada beberapa peserta, yang umurnya lebih tua dari orang tua saya, kawan. (ini yang namanya pemuda?) saya bertanya didalam hati...

Mau jadi apa pemuda di negeri ini kalau terus-menerus seperti ini ??

Oleh karena itu, selayaknya pemerintah dan segenap unsur masyarakat di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini secara bersama-sama dan bergandengan tangan turut serta melakukan kontrol terhadap kegiatan ataupun aktivitas yang sudah menyeleweng dari semangat kemerdekaan itu sendiri. Bagaimana mungkin kemajuan bagi masyarakat di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang besar ini akan dapat terwujud, jika ternyata antar sesama rakyatnya masih saja menjalankan praktik penjajahan di berbagai bidang terhadap hajat hidup orang banyak.

Rabu, 28 Maret 2012

Bersama deras hujan . . .


langkahku terhenti, tiba-tiba tatapku terpaku
hujan telah menghentikan langkahku
seperti saat mentari pergi berlalu kala meninggalkanku
aku hanya bisa terpaku...

lalu angin yang berhembus kencang coba memberi harap padaku
bahwa hujan dapat berlalu dengan tiupan tiada henti
agar awan kelabu segera beranjak dari langitku
langit nan cerah membiru...

tapi ternyata, walau hujan telah berlalu
hingga kini mentari masih enggan menghangatkan hari-hariku
aku kembali terpaku, membisu...

kini aku menyadari bahwa mentari terlalu panas bagiku
ternyata yang aku butuhkan hanya perapian dari tungku batu
agar kehangatan itu tidak lagi pergi dari hidupku
hingga dingin hujan tidak lagi menusuk jiwaku...

kini..bersama deras hujan
aku menaruh harap pada takdirku, pada dirimu ~

Selasa, 27 Maret 2012

Tentang rembulan, dibalik awan kelabu . . .

rembulan redup meratap pilu
merintih . . memanggil awan malam nan kelabu
bahkan, angin malam seakan tuli
tak peduli akan harap rembulan yang mengambang diatas kepalaku

tahukah kau bidadariku
rembulan itu cemburu padamu
karena sekarang, aku lebih sering memikirkan dirimu disetiap waktuku

dari diriku . . .
yang merindukan-mu