Rabu, 28 Maret 2012

Bersama deras hujan . . .


langkahku terhenti, tiba-tiba tatapku terpaku
hujan telah menghentikan langkahku
seperti saat mentari pergi berlalu kala meninggalkanku
aku hanya bisa terpaku...

lalu angin yang berhembus kencang coba memberi harap padaku
bahwa hujan dapat berlalu dengan tiupan tiada henti
agar awan kelabu segera beranjak dari langitku
langit nan cerah membiru...

tapi ternyata, walau hujan telah berlalu
hingga kini mentari masih enggan menghangatkan hari-hariku
aku kembali terpaku, membisu...

kini aku menyadari bahwa mentari terlalu panas bagiku
ternyata yang aku butuhkan hanya perapian dari tungku batu
agar kehangatan itu tidak lagi pergi dari hidupku
hingga dingin hujan tidak lagi menusuk jiwaku...

kini..bersama deras hujan
aku menaruh harap pada takdirku, pada dirimu ~

Selasa, 27 Maret 2012

Tentang rembulan, dibalik awan kelabu . . .

rembulan redup meratap pilu
merintih . . memanggil awan malam nan kelabu
bahkan, angin malam seakan tuli
tak peduli akan harap rembulan yang mengambang diatas kepalaku

tahukah kau bidadariku
rembulan itu cemburu padamu
karena sekarang, aku lebih sering memikirkan dirimu disetiap waktuku

dari diriku . . .
yang merindukan-mu